MAKALAH
EKOLOGI HEWAN
“KELELAWAR”
![](file:///C:\Users\Dothy\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
OLEH :
NAMA : DONNA
DOROTHY VIVIANA
NIM : 151.125.058
KELAS : VI B
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MATARAM
2015
KATA PENGANTAR
Alhamulilah kami panjatkan kehadirat Allah swt karna limpahan
rahmat dan karuniaNYA kami bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yg telah di tentukan.
Tidak lupa pula salawat beriring salam kami ucapkan pada
junjungan besar nabi Muhammad saw yang telah merubah akhlak seluruh umat muslim
di dunia.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan yang memerlukan kritik dan saran bagi pembaca makalah ini. Dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Mataram,
Mei 2015
Penyusun
ii
DAFTAR
ISI
COVER
.......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR
........................................................................ ii
DAFTAR
ISI
.................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
.....................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah .................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
........................................................................
A.
pengertian ..................................................................................... 3
B.
Ciri-ciri kelelawar
.......................................................................... 4
C.
Morfologi kelelawar ....................................................................... 4
D.
Klasifikasi kelelawar .................................................................... 5
E.
Sistem gerak kelelawar .................................................................. 6
F.
Sistem reproduksi kelelawar .......................................................... 7
G.
Makanan kelelawar
........................................................................ 7
H.
Virus yang disebarkan kelelawar ................................................... 8
I.
Jenis-jenis kelelawar ...................................................................... 9
J.
Habitat kelelawar
........................................................................... 10
K.
Peranan kelelawar
.......................................................................... 10
BAB
III PENUTUP...................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Citra kelelawar
sejak zaman dulu memang selalu menakutkan. Disamping selalu diibaratkan dengan
vampir peminum darah, juga kelelawar dianggap sebagai hama dan binatang kotor.
Citra menakutkan inilah yang menyebabkan kelelawar terus diburu. Atau juga
beberapa jenis kelelawar diburu, karena dagingnya disebutkan enak dimakan. Baru
belakangan ini disadari, banyak salah duga menyangkut kelelawar ini. Banyak
ahli bionik yang kini meneliti kelelawar, terutama untuk mengetahui fungsi
penala gema atau echolocation yang dimilikinya.
Di seluruh
dunia dewasa ini terdapat sekitar 1000 jenis kelelawar, dari mulai kelelawar
terbesar yang disebut anjing terbang hingga yang terkecil yang diberi nama
kelelawar kumbang. Yang menarik para ahli biologi, kelelawar adalah satu-satunya
binatang menyusui yang dapat terbang. Tulang di sayap kelelawar juga mirip
dengan tulang jari manusia. Selain itu hanya terdapat beberapa jenis kelelawar
peminum darah, yang terutama meminum darah hewan besar.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kelelawar?
2.
Bagaimana ciri-ciri kelelawar?
3.
Bagaimana morfologi kelelawar?
4.
Apa klasifikasi kelelawar?
5.
Bagaimana sistem gerak kelelawar?
6.
Bagaimana reproduksi kelelawar?
7.
Apa saja makanan kelelawar?
8.
Apa virus yang disebarkan kelelawar?
9.
Apa saja jenis-jenis kelelawar?
10. Dimana habitat
kelelawar?
11. Apa peranan kelelawar?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian kelelawar
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri kelelawar
3.
Untuk mengetahui morfologi kelelawar
4.
Untuk mengetahui klasifikasi kelelawar
5.
Untuk mengetahui sistem gerak kelelawar
6.
Untuk mengetahui reproduksi kelelawar
7.
Untuk mengetahui makanan kelelawar
8.
Untuk mengetahui virus yang disebarkan kelelawar
9.
Untuk mengetahui jenis-jenis kelelawar
10. Untuk
mengetahui habitat kelelawar
11. Untuk
mengetahui pernanan kelelawar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kelelawar
merupakan mamalia yang dapat terbang yang termasuk ordo Chiroptera. Hewan ini
merupakan satu-satunya mamalia yang dapat terbang dengan menggunakan sayap.
Hewan ini bersifat nokturnal karena aktif mencari makan dan terbang hanya pada
waktu malam hari, sehingga kelelawar memerlukan tempat bertengger (roosting
area) dan tidur dengan bergelantung terbalik pada siang hari. Kelelawar banyak
dijumpai di gua yang sangat gelap.
Kelewar
termasuk hewan mamalia, yaitu hewan yang menyusui anaknya dan berkembang biak
dengan cara melahirkan. Kelelawar juga satu-satunya hewan mamalia yang dapat
terbang. Hewan ini sangat unik, karena ia memiliki kemampuan dalam terbang dan
mencari makan pada malam hari. Karena aktivitasnya pada malam hari itulah maka
kelelawar termasuk salah satu hewan nokturnal. Nokturnal yaitu hewan yang lebih
banyak melalukan aktivitas pada malam hari. Sedangkan pada siang hari
kelelawar tidur dengan posisi kepala di bawah
Dalam
keadaan gelap, kelelawar tidak pernah menabrak benda yang dilaluinya. Kelelawar
juga tidak kesulitan menemukan makanan. Hal ini dikarenakan kelelawar memiliki
keistimewaan. Kelelawar memiliki indra pembau dan pendengar yang tajam. Dengan
penggabungan keduanya, kelelawar dapat menemukan makanan. Kelelawar dapat
menentukan arah terbang dan menghindari tabrakan.
Selain
mempunyai penglihatan yang baik, kelelawar lebih mengandalkan pada suaranya
yang nyaring untuk menuntunnya terbang. Ia mengeluarkan bunyi yang dinamakan
"Ultrasonic" yang tidak dapat didengar manusia. Getaran bunyi ini
mempunyai frekuensi antara 25.000 - 50.000 Hz. Jika menabrak suatu obyek atau
benda, getaran suaranya itu memantul kembali, lalu ditangkap telinganya yang
lebar yang berfungsi sebagai radar baginya.
Proses ini
hanya memakan waktu sepersepuluh detik, cukup bagi kelelawar untuk mengetahui
apa yang ada di depannya, kemana arahnya dan berapa kecepatannya. Hidungnya
yang berbentuk aneh seperti misalnya kaki kuda, trisula dengan tonjolan,
membuatnya dapat mengeluarkan ultrabunyi. Telinga kelelawar dapat mendengar
bunyi yang berfrekuensi tinggi, yang tidak bisa didengar oleh manusia.
B. Ciri-ciri
1.
Merupakan satu-satunya mamalia yang dapat terbang.
2.
Hidup di gua yang lembab dan gelap
atau di pohon yang tinggi.
3.
Mencari makan pada waktu malam hari (nocturnal).
4.
Tidur pada siang hari dengan keadaan menggantung terbalik.
5.
Memiliki daya pendengaran yang tajam.
6.
Memiliki kemampuan ekolokasi yaitu menggunakan gelombang bunyi untuk
mengetahui posisi mangsanya.
C. Morfologi Kelalawar
|
Kelelawar
termasuk ordo Chiroptera. Chiroptera berasal dari bahasa Yunani “cheir” yang
berarti tangan. Dan “pteros” yang berarti selaput atau dapat diartikan sebagai
sayap tangan, karena kaki depannya termodifikasi menjadi sayap. Sayap dinamakan
pataginum yang membentang dari tubuh sampai jari kaki depan, kaki belakang dan
ekornya. Pada kelelawar betina, patagium berfungsi untuk memegang anaknya yang
baru dilahirkan dengan kepala ke bawah.
Selain
untuk terbang sayap kelelawar berfungsi untuk menyelimuti tubuhnya ketika cuaca
dingin dan mengipaskan sayapnya jika cuaca panas. Kelelawar aktif pada malam
hari karena pada siang hari dapat mengakibatkan radiasi yang merugikan sayap
yang disebabkan karena terkena cahaya matahari sehingga lebih banyak panas yang
diserap dari pada yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan sayap kelelawar hanya
berupa selaput kulit tipis yang sangat rentan terkena sinar matahari
D.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Sub Ordo : Megachiroptera
dan Microchiroptera
Sub-ordo
Megachiroptera merupakan kelelawar pemakan buah-buahan; sedangkan sub-ordo
Microchiroptera kelelawar pemakan serangga. Pada umumnya sebagian besar
sub-ordo Microchiroptera memiliki telinga yang besar dan kompleks, memiliki
tragus dan anti tragus. Sub-ordo Megachiroptera memiliki kuku pada jari kedua
yang tidak dimiliki Microchiroptera. Ukuran tubuh sub-ordo Megachiroptera
relatif besar, memiliki telinga luar yang sederhana tanpa tragus, jari kedua
kaki depan bercakar dan mata berkembang dengan baik.
Sub-ordo
Microchiroptera menggunakan ekolokasi yang rumit untuk orientasi (navigasi) dan
tidak menggunakan penglihatan pada saat terbang, serta umumnya memiliki mata
kecil. Sub-ordo Megachiroptera lebih menggunakan penglihatan pada saat terbang,
memiliki mata yang menonjol dan terlihat jelas, meskipun beberapa jenis marga
Rousettus ditemukan menggunakan ekolokasi.
Ekolokasi
merupakan kemampuan kelelawar menangkap pantulan gelombang ultrasonik dari
suara kelelawar yang bersentuhan dengan benda diam atau bergerak. Kelelawar
pada saat terbang, mengeluarkan suara berfrekuensi tinggi (ultrasonik) yaitu
sekitar 50 Khz yang tidak dapat ditangkap telinga manusia. Manusia hanya dapat
menangkap suara pada kekuatan frekuensi 3-18 Khz.
E. Sistem Gerak Kelalawar
|
Kelelawar
memiliki lengan yang kuat untuk menopang sayapnya yang besar dan lebar. Di
sayapnya terdapat lima jari yang bertulang panjang serta dilengkapi cakar yang
kuat. Cakar kuat ini digunakan untuk bergantung terbalik di pohon atau
langit-langit gua, karena kaki mereka tidak berkembang secara sempurna.
Kelelawar tidak terbang sebaik burung, karena struktur sayap yang sangat
berbeda.
Sayap
kelelawar terdiri dari lapisan kulit tipis (patagium) ganda, yang terdiri dari
banyak pembuluh darah, serabut jaringan ikat, dan saraf. Selaput tipis ini
terentang di kedua sisi tubuhnya dan diperkuat oleh jari-jari yang menyerupai
rangka payung. Walau bersayap tipis, kelelawar mahir melakukan manuver dengan
cepat dan mudah saat menemukan mangsa. Namun, saat tidak terbang, kelelawar
lebih suka menghangatkan diri dengan bergantung terbalik, dan melilit tubuhnya
menggunakan sayap besarnya itu.
F. Sistem Reproduksi Kelalawar
Kelelawar
melahirkan anaknya dalam keadaan head-down (posisi terbalik) pada posisi
roosting. Selaput kulit (patagium) digunakan sebagai tempat melahirkan anaknya.
Pada umumnya kelelawar berkembang biak hanya satu kali dalam setahun dengan
masa kehamilan 3 sampai 6 bulan, dan hanya bisa melahirkan satu atau dua ekor
bayi setiap periodenya (Altringham, 1996).
Bayi yang
baru dilahirkan ini mempunyai bobot yang dapat mencapai 25-30% dari bobot tubuh
induknya, lebih besar dari bayi manusia yang mencapai 5% dari bobot tubuh
induknya. Kelelawar yang baru dilahirkan memiliki gigi susu, tetapi akan segera
digantikan dengan gigi permanen. Gigi susu pada beberapa jenis cukup tajam
dengan berbentuk membengkok. Ini dapat membantu bayi kelelawar berpegangan pada
induknya saat induknya terbang berkeliling dengan menggendong bayinya.
G.
Makanan Favoritnya
Kelelawar menyukai serangga
(insect), seperti laba-laba, nyamuk, dan hewan kecil lainnya. Menurut
penelitian, kelelawar bisa mengonsumsi 600 ekor serangga dalam satu jam.
Makanya, kehadiran koloni kelelawar di suatu daerah dapat mengurangi pemakaian
pestisida hingga 50 persen. Kelelawar merupakan salah satu hewan yang biasa
mencari makan dimalam hari.
Di negara barat, hewan ini identik
dikaitkan dengan vampir / drakula. Beberapa kelelawar diketahui memakan madu,
ikan, mamalia kecil, reptil dan buah-buahan. Meskipun hewan ini biasa mencari
makanan pada malam hari, ia tidak pernah mengalami kesulitan untuk berterbangan
maupun memperoleh makanan. Hal ini dikarenakan kelelawar memiliki sistem
deteksi pada tubuhnya.
H.
Virus yang disebarkan kelelawar
Dunia belakangan ini dikejutkan
oleh virus berbahaya yang menyebabkan World Health Organization (WHO)
menetapkan keadaan tersebut menjadi status darurat internasional. Virus-virus
ini awalnya menjangkiti hewan, namun kemudian berevolusi dan menjangkiti
manusia. Adalah ebola atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHV).
Salah satu hewan penyebar virus
ebola adalah kelelawar buah. Kelelawar yang telah terkontaminasi di hutan hujan
tropis Afrika Selatan terus bermigrasi ke utara dan menebar virus ebola ke
lingkungan masyarakat. Ditambah lagi sebuah ritual di Afrika yakni bushmeat
yang memburu bangkai hewan mentah dan kemudian dijual di pasar-pasar. Bangkai
hewan tersebut berkemungkinan terkontaminasi virus ebola.
Faktor pertama, adalah cytokine
storm yang pada manusia gen ini berfungsi untuk melepaskan sel-sel yang
menyerang virus. Saat virus ebola memasuki tubuh manusia, virus tersebut lantas
menonaktifkan sel dendritic yang mengaktifkan sistem imun. Sistem imun pun
menjadi nonaktif sementara dan membiarkan virus ebola terus berkembang dan
merusak sel-sel tubuh. Berbeda halnya dengan kelelawar, saat virus ebola masuk
sistem pertahanan diri kelelawar melawan virus ebola secara spontan sekaligus
menekan fungsi cytokine storm. Artinya, sistem pertahanan tubuh kelelawar lebih
cepat tanggap dan langsung memberantas virus.
Kedua adalah gen yang memberikan
kelelawar sistem pertahanan tubuh beserta kemampuan untuk terbang. Saat
kelelawar terbang, aktivitas fisik yang dilakukannya melepaskan racun “radikal
bebas” yang beracun bagi sel. Gen tersebut kemudian beradaptasti dengan cepat
dan mengatasi peradangan yang diakibatkan oleh racun itu. Dengan memicu gen
tersebut, gen pada kelelawar tersebut mampu beradaptasi untuk memproduksi
sistem pertahanan unggul yang dapat menangkal virus. Karena itulah kelelawar
dapat hidup 20 sampai 40 tahun.
I.
Jenis-jenis kelelawar
Dilihat dari makanannya terdapat
beberapa jenis kelelawar antara lain :
1.
Kelelawar pemakan buah
2.
Kelelawar pemakan serangga
3.
Kelelawar penghisap darah
Berikut 7 Jenis Kelelawar Paling
Aneh Di Dunia, yaitu :
1.
Kelelawar Pisang
spesies eksklusif untuk Meksiko
barat, kelelawar pisang yang terkenal karena moncongnya yang sangat panjang,
terpanjang dari setiap kelelawar (relatif terhadap ukuran). Hewan ini
nectarivorous, yang berarti makan pada nektar yang merupakan penyerbuk penting
dalam habitat hutan tropis. Ia mendapatkan namanya karena sering ditemukan di
perkebunan pisang.
2.
Kelelawar Hantu
Kelelawar berbulu putih ini
ditemukan di hutan hujan tropis dari Meksiko ke Brasil, dan juga di Pulau
Trinidad, di Karibia. Ini adalah hewan soliter yang menghabiskan siang hari
bersarang di bawah daun palem, dan kemudian terbang tinggi di malam hari,
berburu ngengat dan serangga terbang lainnya.
3.
Kelelawar Chapin's
Kelelawar ini mempunyai
"rambut"yang aneh, dan kelelawar jantan mengeluarkan bau aneh untuk
menarik perhatian betina selama musim kawin. Mereka makan serangga dan hidup di
hutan hujan Afrika Tengah.
4.
Kelelawar Bermuka Kerutan
Spesies pemakan buah ini ditemukan
di Meksiko dan Amerika Tengah, di mana ia dikenal sebagai "Murcielago
viejito" ("kelelawar orang tua") atau Murcielago zopilote
("Kelelawar kondor"), karena tubuhnya agak telanjang dan keriput.
Mereka memiliki lipatan besar kulit yang mereka gunakan sebagai masker untuk
menutupi wajah mereka ketika mereka tidur.
5.
Kelelawar Bertelinga Besar
Kelelawar terbang ini memakan
serangga terbang, seperti kelelawar lainnya, menggunakan echolocation untuk
menemukan mangsanya,telinga besar mereka memberi mereka pendengaran jauh lebih
baik daripada kelelawar bertelinga kecil. Mereka memiliki genera beragam dan
ditemukan di banyak bagian dunia.
6.
Kelelawar Pemancing
Kelelawar besar ini hidup di
Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan dan kebanyakan memakan ikan.Menggunakan
kaki panjang bercakar untuk mengambil ikan di permukaan air dan kemudian memakan
melalui sayapnya. yang relatif lebih kecil dari jenis Fishing Bat adalah Lesser
Fishing Bat yang makanannya adalah serangga air.
7.
Kelelawar Bermuka Hantu
Kelelawar Bermuka Hantu banyak
tersebar di Dunia Baru, dari Amerika Serikat selatan sampai Peru.Mereka nyaris
tidak berhidung, memiliki flap kulit aneh yang keras di wajah mereka dan dahi
yang sangat menonjol yang memberi mereka penampilan sangat aneh. Mereka makan
serangga nokturnal.
J.
Habitat
Habitat kelelawar adalah di gua,
batu-batu karang, pohon-pohonan, dan dialam terbuka. Kelelawar mencari makan di
waktu malam, dan tidur bergelantung terbalik di waktu siang. Meskipun kelelawar
mempunyai penglihatan yang cukup baik, mereka lebih mengandalkan penderangan.
Telinga kelelawar dapat mendengar bunyi yang berfrekuensi tinggi, yang tidak
bisa didengar oleh manusia
K. Peranan Kelelawar dalam kehidupan
Kelelawar
memiliki peranan penting dalam ekosistem. Kelelawar berfungsi sebagai pemencar
biji tumbuh-tumbuhan di hutan tropik. Karena prilaku makan dan kemampuan
terbang yang jauh menyebabkan daya pencar biji-bijian pun jauh. Fungsi lainnya
adalah sebagai penyerbuk bunga. Terdapat sekitar 300 jenis tanaman tropik yang
penyerbukan dan pemencarannya dilakukan oleh kelelawar.
Wiyatna
(2003) menyebutkan bahwa guano kelelawar memiliki kandungan bahan-bahan utama
pupuk yaitu 10% nitrogen, 3% fosfor dan 1% potasium. Kandungan nitrogen yang
tinggi dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, sedangkan fosfor dapat meransang
pertumbuhan akar.akan tetapi keanekaragaman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelewar
termasuk hewan mamalia, yaitu hewan yang menyusui anaknya dan berkembang biak
dengan cara melahirkan. Kelelawar juga satu-satunya hewan mamalia yang dapat
terbang. Hewan ini sangat unik, karena ia memiliki kemampuan dalam terbang dan
mencari makan pada malam hari. Karena aktivitasnya pada malam hari itulah maka
kelelawar termasuk salah satu hewan nokturnal. Nokturnal yaitu hewan yang lebih
banyak melalukan aktivitas pada malam hari. Sedangkan pada siang hari
kelelawar tidur dengan posisi kepala di bawah.
Beberapa kelelawar diketahui
memakan madu, ikan, mamalia kecil, reptil dan buah-buahan. Meskipun hewan ini
biasa mencari makanan pada malam hari, ia tidak pernah mengalami kesulitan
untuk berterbangan maupun memperoleh makanan. Hal ini dikarenakan kelelawar
memiliki sistem deteksi pada tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwibawa, Eka. 2000. Pengelolaan Rumah Walet. Yogyakarta
: Kanisius
Hanim,
Masnunah. 2008. Meningkatkan Produksi sarang walet Berazaz Kelestarian. Bogor
: IKAPI
Meijaard, Erik. 2006. Hutan Pasca Pemanenan. Jakarta
: SUBUR.
Moris, 2005. Hewan-hewan menakjubkan. Jakarta
: Erlangga.
Suyanto, A. 2001. Kelelawar di Indonesia. Bogor:
Puslitbang Biologi-LIPI.
http: //www.KLAS%20CHIROPTERA%20%28Kelelawar%29%20_%20Wasiwa.htm.
wow artikel yg bagus sekali ,mampir yuk kak terimakasih
BalasHapushttp://kelelawarsss.dinstudio.com/14/1/home/
.