Sabtu, 27 Juni 2015

metode memahami islam



METODOLOGI STUDI ISLAM
“METODE MEMAHAMI ISLAM”
 
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK  IV

1.      DONNA DOROTHY VIVIANA (151125058)
2.      RINA DARA UTAMI (151125077)
3.      ANNA ARYANA (151135108)
                                                  
JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
 MATARAM
2014
KATA PENGANTAR

Alhamulilah kami panjatkan kehadirat Allah swt karna limpahan rahmat dan karuniaNYA kami dari kelompok IV bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yg telah di tentukan.
Tidak lupa pula salawat beriring salam kami ucapkan pada junjungan besar nabi Muhammad saw yang telah merubah akhlak seluruh umat muslim di dunia. Makalah kami ini membahas tentang metode memahami islam.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang memerlukan kritik dan saran bagi pembaca makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.





           








Mataram, April 2015



Penyusun









DAFTAR ISI

COVER          ..........................................................................................              i
KATA PENGANTAR    ........................................................................              ii
DAFTAR ISI        ....................................................................................            iii
BAB I PENDAHULUAN   .....................................................................            
A.    Latar Belakang   .....................................................................            1
B.     Rumusan masalah  ..................................................................           1
C.     Tujuan    ..................................................................................           1
BAB II PEMBAHASAN   ........................................................................          
A.    pengertian metodologi    .................................................................          3
B.     kegunaan metode pemahaman ajaran Islam  ..................................          3
C.     metode memahami ajaran agama Islam .........................................          6
D.    metode studi-studi Ilmu ke-islaman  ..............................................          8
E.     metode pemahaman ajaran Islam di Indonesia ..............................          9
BAB III PENUTUP...................................................................................        
A.    Kesimpulan  ..............................................................................        12

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                         


                                                     



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Fenomena pemahaman ke-Islaman umat Islam masih ditandai keadaan yang variatif. Islam memepunyai banyak dimensi, yaitu mulai dari keimanan, akal, ekonomi, politik, iptek, lingkungan, perdamaian sampai kehidupan rumah tangga. Dalam memahami berbagai dimensi ajaran Islam tersebut memerlukan berbagai pendekatan yang dikaji dari berbagai ilmu. Ilmu yang benar menunjukkan jalan keimanan dan keimanan yang benar menuju ajaran Islam yang benar. Apabila pendekatan keislaman kurang komprehensif, terjadi persepsi yang tidak utuh, sehingga terjdi kondisi variatif.
Metode digunakan untuk menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif dan uthuh, guna memandu umat Islam dalam menghadapi dan menjawab permasalahan ajaran keislaman yang variatif. Menururt Bambang Sugiarto, tantangann yang dihadapi agama Islam sekarang ini sekurang-kurangnya ada tiga, pertama, dalam menghadapi persoalan kontemporer ditandai disorientasi nilai dan degradasi moralitas, agama ditantang untuk tampil sebagai suara moral yang autentik. Kedua, agama harus menghadapi kecenderungan pluralisme, mengolah dalam kerangka teologi baru dan mewujudkannya dalam aksi-aksi kerjasama plural. Ketiga, agama tampil sebagai pelopor perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan ketidakadialan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian metodologi?
b.  Apa kegunaan metode pemahaman ajaran Islam?
c. Bagaimana metode memahami ajaran agama Islam?
d.  Apa saja  metode studi-studi Ilmu ke-islaman?
e. Bagaimana metode pemahaman ajaran Islam di Indonesia?
C. Tujuan
a. Untuk pengertian metodologi
b.  Untuk mengetahui kegunaan metode pemahaman ajaran Islam
c. Untuk mengetahui bagaimana metode memahami ajaran agama Islam
d.  Untuk mengetahui metode studi-studi Ilmu ke-islaman
e. Untuk mengetahui metode pemahaman ajaran Islam di Indonesia














BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau lanhkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut istilah (terminologi), metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan penelitan ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset.
Metode adalah suatu ilmu yang memberi pengajaran tentang sistem dan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan. Dalam berbagai penelitian ilmiah, langkah-langkah pasti harus ditempuh agar kelogisan penelitian ilmiah benar-benar nyata dan dapat dipercaya semua masyarakat. Metode juga dapat diartikan sebagai cabang logika yang merumuskan dan menganalisis prinsip-prinsip yang tercakup dalam menarik kesimpulan logis untuk membuat konsep.[1]
B. Kegunaan Metode Pemahaman ajaran Islam
Sejak kedatangan Islam pada abad ke-13 M hingga saat ini, fenomena amat variatif . Kondisi ini terjadi diberbagai negara termasuk Indonesia. Walau keadaan amat variatif , namun tidak keluar dari yang terkandung dalam alqur’an dan sunnah serta sejalan dengan data-data historis yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pada tahap berikutnya, yang menjadi primadona masyarakat Islam adalah ilmu teologi (kalam) sehingga setiap masalah yang dihadapi selalu dilihat dari paradigma teologi. Lebih dari itu tologi yang dipelajarinya hanya berpuast pada paham Asy’ari dan Sunni. Paham lain dianggap sesat, akibatnya tidak terjadi dialog, keterbukaan, dan saling mengahargai.
Pada tahap selanjutnya, muncul paham keIslaman bercorak tasawuf yang mengambil bentuk tarikat terkesan kurang menampilkan pola hidup yang seimbang antara urusan dunia dan urusan ukhrawi. Dalam tasawuf kehidupan dunia terkesan diabaikan. Umat terlalu mementingkan akhirat, urusan dunia menjadi terbengkalai. Akibatnya keadaan umat mundur dalam bidang keduniaan, materi dan fasilitas.
Dari contoh pemahaman keIslaman di atas diperoleh kesan bahwa hingga saat ini pemahaman Islam yang terjadi di masyarakat masih bercorak parsial, belum utuh dan belum komprehensif. Sekalipun dijumpai adanya pemahaman Islam yang sudah utuh baru diserap sebagian sarjana yang membaca karya modern dengan sikap terbuka.
Proses pengajaran Islam hingga saat ini belumtersusun secara sistematis dan belum disampaikan menurut prinsip , pendekatan dan metode yang direncanakan dengan baik. Namun untuk kepentingan akademis,membuat slam lebih responsif dan fungsional dalam memandu perjalanan umat Islam diperlukan metode yang dapat menghasilkan pemahaman Islam yang utuh dan komprehensif.
Pada abad pertengahan, Eropa dalam keadaan stagnasi dan masa bodoh dalam waktu seribu tahun. Tetapi stagnasi dan masabodoh tersebut kemudian menjadi kebangkitan revolusioneryang multifaset dalam bidang sains, seni, dan kehidupan sosial. Revolusi yang mendadak dalam pemikiran manusia ini menghasilkan peradaban kebudayaan. Kita harus bertanya kepada diri kita mengapa orang mandeg sampai seribu tahun, dan apa yang terjadi pada dirinya yang menyebabkan perubahan mendadak, ia bangkit dan bangun, sehingga dalam waktu 300 tahun Eropa menemukan kebenaran-kebenaran yang tidak mereka peroleh dalam seluruh waktu seribu tahun.
Ali syari’ati (1933-1977), seorang sarjana Iran yang meninggal di rantau yaitu di Inggris menyatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan kemandegan dan stagnasi dalam pemikiran , perdaban dan kebudayaan yang berlangsung hingga seribu tahun di Eropa pada abad pertengahan adalah metode pemikiran analogi dari Aristoteles. Di kala cara melihat masalah objek itu berubah, dan sebagai akibatnyakehidupan manusia juga berubah. Dengan demikian kita dapat mengetahui dan memahami tentang pentingnya metodologi sebagi faktor fundamental dalam renaisans.[2]
Begitu pentingnya peranan metode pemahaman ajaran Islam dalam kemajuan dan kemunduran pertumbuhan ilmu. Mukti ali mengatakan bahwa yang menentukan dan membawa stagnasi adalah metode yang digunakan. Sebagai contoh pada abad ke 14-16 M, Aritoteles lebih jenius bila Francis Bacon. Namun mengapa justru bacon menjadi orang yang kejeniusannya lebih rendah dibanding dengan Aristoteles. Ali Mukti menjawab bahwa karena orang yang yang biasa-biasa saja seperti Bacon dapat menemukan metode berpikir yang benar dan utuh.
Hal demikian tidak untuk merendahkan orang-orang jenius. Akan tetapi, kejeniusan saja tidak cukup , namun harus dilengkapi dengan ketepatan dalam memilih metode yang digunakan untuk kerjanya dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada dasarnya metode digunakan untuk mencapai tujuan dalam mencari kebenaran ilmu dan menggali kebenaran ilmu pengetahuan.



C. Metode Memahami Islam
Mempelajari maupun memahami islam banyak sekali metode yang digunakan. Disini akan dibahas beberapa metode dalam memahami islam diantaranya:
1.      Metode Diakronis
Suatu metode mempelajari Islam yang menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Metode ini juga menghendaki adanya pengetahuan ,pemahaman dan penguraian ajaran – ajaran Islam dari sumber dasarnya, yakni Al-qur`an dan As-Sunnah serta latar belakang masyarakat, sejarah, budaya disamping sirah Nabi SAW dengan segala akal dan pikirannya.[3]
2.      Metode Sinkronik – Analitis
Suatu metode mempelajari Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental intelek umat Islam. Metode ini semata – mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah teoritik.
Metode diakronis dan metode sinkronik – analitik menggunakan asumsi dasar sebagai berikut :
a.       Islam adalah agama wahyu Ilahi yang berlainan dengan kebudayaan sebagai hasil daya cipta dan rasa manusia (Q.S. Al-Najm : 3-4).
b.      Islam adalah agama yang sempurna dan di atas segala – galanya (Q.S. Al-Maidah :3).
c.       Islam merupakan supra sistem yang mempunyai beberapa sistem dan sub sistem serta komponen dengan bagian – bagiannya dan secara keseluruhan merupakan struktur yang unik (Q.S. Fushilat :37).
d.      Wajib bagi umat Islam untuk mengajak pad yang ma`ruf dan nahi munkar (Q.S. Ali Imran :104).
e.       Wajib bagi umat Islam untuk mengajak orang lain kejalan Allah SWT (Q.S. An- Nahl : 125)
f.       Wajib bagi umat Islam untuk menyampaikan risalah Islam menurut kemampuannya .
g.      Wajib bagi sebagian umat Islam untuk memperdalam ajaran agama Islam (Q.S. Al-Taubah : 122).
3.      Metode Problem solving (hallu al-musykilat)
Metode mempelajari Islam yang mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai masalah dari suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya.
4.      Metode Emperis (Tajribiyah)
Suatu metode mempelajari Islam yang memungkinkan Umat Islam mempelajari ajarannya melalui proses aktualisasi dan internalisasi norma – norma dan kaidah Islam dengan suatu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dalam suatu sistem norma baru.
Metode problem solving dan metode empiris menggunakan asumsi dasar sebagai berikut :
a.       Norma (ketentuan ) kebajikan dan kemungkaran selalu ada dan diterangkan dalam Islam (Q.S. Ali Imran : 104)
b.      Ajaran Islam merupakan jalan untuk menuju ridla Allah SWT (Q.S. Al-Fath : 29).
c.       Ajaran Islam merupakan risalah atau pedoman hidup di dunia dan akhirat (Q.S. Al-Syura : 13).
d.      Ajaran Islam sebagai sumber ilmu pengetahuan (Q.S. Al-Baqarah :120 dan Al-Taubah :122)
5.      Metode Deduktif ( Al-Manhaj Al Istinbathiyah )
Suatu metode mamahami Islam dengan cara menyusun kaidah – kaidah secara logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah tersebut diaplikasikan untuk menentukan masalah – masalah yang dihadapi.
Metode ini dipakai untuk sarana meng-istimbatkan hukum syara` dan kaidah itu bener – bener bersifat penentu dalam masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan madzhabnya. Metode ini dikenal dengan metode mutakallimin atau metode syafi`iyah.
6.      Metode Induktif (al – Manhaj al-Istiqraiyah)
Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah – kaidah hukum untuk diterapkan kepada masalah – masalah furu` yang disesuaikan dengan madzhabnya terlebih dahulu.
Metode pengkajiannya dimulai dari masalah – masalah khusus , lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah hukum dengan catatan setelah terlebih dahulu disesuaikan dengan madzhabnya.[4]

D. Metode Studi Ilmu Keislaman
Studi islam, yaitu ajaran-ajaran yang berhubungan dengan islam. Studi islam sangat berperan dan berfungsi dalam masyarakat. Studi islam bertujuan untuk mengubah pemahaman dan penghayatan keislaman masyarakat inter dan antar agama. Adapun perubahan yang diharapkan adalah formalisme kepahaman menjadi substantive keagamaan dan sikap enklusivisme menjadi sikap universalisme.[5]
Metode studi ilmu keislaman diharapkan dapat melahirkan suatu komunitas yang mampu melakukan perbaikan intern dan ekstern. Secara intern, komunitas itu diharapkan dapat mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik intra agama islam. Secara ekstern, studi islam diharapkan dapat melahirkan suatu masyarakat yang siap hidup toleran dalam pluralitas agama. Pada segi normative, studi islam bersifat memihak, romantis, apologis, dan, subjektif. Jika dilihat dari segi histori, islam tampak sebagai disiplin ilmu.
Perbedaan dalam melihat islam yang demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan islam itu sendiri. Jika islam dilihat dari sudut normative, islam merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan yang berkaitan dengan urusan akidah dan muamalah. Sedangkan ketika dilihat dari sudut histori atau sebagaimana yang tampak dalam masyarakat, islam lebih tampil sebagai sebuah disiplin ilmu (Islamic Studies).[6]
Selanjutnya, ada pula yang disebut Sains Islam. Menurut Hussein Nasr, sains islam adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad islam kedua, yang keadaannya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban Islam. Sains Islam mencakup berbagai pengetahuan modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun di atas arahan nilai-nilai Islami.
Dari ketiga kategori ilmu keislaman tersebut, maka muncullah apa yang dikenal dengan MI, MTs, MA, dan Institut Agama Islam yang di dalamnya diajarkan studi islam yang meliputi Tafsir, Hadits, Teologi, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Pendidikan Islam. Kemudian muncul pula Universitas Islam yang di dalamnya diajarkan berbagai ilmu pengetahuan modern yang bernuansa Islam (Sains Islam).[7]
E. Metode pemahaman ajaran Islam di Indonesia
Masyarakat indonesia yang pluralistik dalam bidang agamanya sangat menunggu-nunggu hasil kajian-kajian keilmuan dan penelitian-penelitian dalam bidang agama serta pemikiran-pemikiran keagamaan yang bersifat positif-konstruktif untuk menopang keterlibtan bersama seluruh pengikut agama-agama di tanah air dalam membina dan memupuk Kerukunan hidup antar umat beragama.
Seiring dengan pemekaran wilayah pemahaman dan penghayatan keagaman, yang diantara lain disebabkan oleh transparanya sekat-sekat budaya sebagai akibat luapan arus informasi dalam era IPTEK, masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya, membutuhkan masukan-masukan dari kajian-kajian keagamaan yang segar yang tidak lagi selalu bersifat “teologis-normatif”, tetapi juga menginginkan masukan-masukan dari kajian keaagamaan yang bersifat historis-kritis.
Posisi mayoritas umat Islam di Negara kesatuan Republik Indonesia, dalam hubungannya dengan persoalan pluralitas agama, memang sangat unik. Pengalaman umat Islam Indonesia secara kolektif dalam hubungannya dengan penghayatan pluralitas agama ini juga tidak dapat dihayati oleh umt Islam Turki dengan menganut paham kenegaraan sekuler. [8]
Predikat “sekuler” disini memang tidak mempunnyai konotasi dengan pluralitas agama seperti yang dihayati oleh umat Islalm Indonesia. Dengan memperhatikan kondisi obyektif masyarakat Indonesia yang begitu majemuk keberagamaannya serta politik di luar negeri, studi agama di Indonesia terasa sangat urgen dann mendesak untuk dikembangkan.
Kerukunan umat beragama yang selama ini berjalan dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia memang sudah menjadi telaah, bahkan kekaguman, bagi para pengamat luar negeri. Kerukunan umat beragama di Indonesia telah berjalan wajar meskipun belum dilandasi dengan studi agama yang bersifat akademik-kritis.
Di Indonesia kerukunan umat beragama tidak boleh dilepaskan dari peran pemerintah menciptakan situasi yang kondusif untuk kerukunan hidup beragama-bandingkan dengan program pemerintah. Departemen agama, untuk menggalang dan membina tiga kerukunan: “kerukunan umat beragama dengan pemerintah, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antar intern umat beragam”.[9]
Dalam keberagamaan umat islam Indonesia ajaran-ajaran sedikit banyak telah kehilangan nilai kearabannya. Dengan demikian, menjadikan wajah islam Indonesia berbedadengan wajah islam di dunia manapun. Selain karena faktor kelonggaran atau keterbukaan, beberapa faktor lain juga turut mendukung tersebarnya islam secara luas dikalangan masyarakat di Indonesia. Menurut sejarawan, Tasawuf merupakan faktor paling dominan dalam keberhasilan penyebaran islam di Indonesia.[10]











BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Metode adalah ilmu yang memberi pengajaran tentang sistem dan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan. Dengan metode yang tepat mempermudah tujuan pencapaian kelogisan penelitian dan kebenarannya. Ada dua metode dalam memahami Islam yaitu metode komparasi dan metode sintesis (metode memahami Islam dengan memadukan metode ilmiah dengan metode teologis normatif).
Dalam memahami Islam secara komperehensif dengan berpedomen kepada semangat dan isi ajaran al-qur’an yang diketahui banyak aspek. Berbagai metode dapat dipakai untuk memahami ajaran islam. Membandingkan Allah dengan sesembahan non muslim, membandingkan dengan kitab-kitab lain, membandingkan kepribadian Rasul SAW dengan tokoh-tokoh agama lain.



[1] Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Amzah, 2006), Hlm. 147
[2] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),  hlm. 152-153
[3] Ali Anwar Yusuf,  Studi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2003) hlm 76
[4] Muhaimin, Dimensi – Dimensi Studi Islam,(Surabaya: Karya Abditama,1994), hlm.28
[5] Nasution, M.A, Pengantar studi islam, ( Yogyakarta: Tazzafa, 2009),  hlm. 197
[6] Ali,Mukti. Metode Memahami Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1991) hlm 123
[7] Muhyar Fanani, Metode Studi Islam (Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR, 2008), hlm. 98
[8] Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : Rosda, 2005) hlm 65
[9] Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996) ,hlm. 4-6
[10] Ajid Tohir, Studi Kawasan Dunia Islam, ( Jakarta: Rajawali Pers,2009), hlm. 399




DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. 1996. Studi Agama Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Abdullah, Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta : Amzah.
Ahmad.  2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : Rosda.
Ali Anwar Yusuf. 2003. Studi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, Bandung : CV Pustaka Setia.
Muhaimin. 1994. Dimensi – Dimensi Studi Islam. Surabaya: Karya Abditama.
Fanani, Muhyar.  2008. Metode Studi Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Mukti, Ali. 1991. Metode Memahami Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Nasution. 2009. Pengantar studi islam. Yogyakarta: Tazzafa.
Nata, Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali.
Tohir, Ajid. 2009. Studi Kawasan Dunia Isla. Jakarta: Rajawali Pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar